Olahraga tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik yang telah dipertandingkan nasional maupun internasional. Oleh karena itu, tolak peluru telah diajarkan di sekolah-sekolah sebagai pokok materi dalam pelajaran pendidikan jasmani.
Tolak peluru kelihatan mudah, akan tetapi sangat sulit untuk mendapatkan tolakan yang jauh,bukan hanya power yang dibutuhkan tetapi juga keseimbangan dan teknik yang baik dan bisa juga di katakan cabang olahraga atletik yang bertujuan untuk menolak sebuah peluru sejauh-jauhnya.
Berat Peluru
Peluru yang digunakan dalam olahraga tolak peluru dominan menggunakan logam. Berikut berat peluru yang digunakan dalam olahraga tolak peluru.
Putra Junior = 5 kg
Putri Junior = 3 kg
Putra Senior = 7.257 kg
Putri Senior = 4 kg
Teknik Memegang Puluru
Peluru diletakkan pada pangkal ujung jari,telapak tangan,jari telunjuk,jari tengah dan jari kelingking adalah titik tolak yang utama dan membantu dalam menolak.
- Jari-jari tidak boleh berjauhan, jari kelingking dan ibu jari menjaga peluru agar tidak jatuh.
- Peluru diletakkan di depan bahu (pada tulang selangka dan leher)
- Siku diangkat setinggi bahu, peluru menempel pada tulang rahang bagian bawah.
Macam-macam Gaya dalam Tolak Peluru :
- Gaya depan, sikap pemula sebelum melakukan awalan posisi badan menghadap kearah sasaran. Gaya ini kurang effisien, maka sekarang jarang dipakai.
- Gaya samping, sikap pemula berdiri miring, sehingga dengan tangan kanan. Gaya ini masih dipakai, terutama bagi atlite pemula termasuk bagi anak-anak sekolah (SMP, SMA) dan sederajad.
- Gaya belakang, sikap sikap permulaan badan membelakangi arah tolakkan. Gaya inilah yang samapai saat ini banyak dipakai oleh atlet-atlet kenamaan (senior).
- Gaya putaran lempar cakram, gaya ini hampir sama dengan gaya belakang. hanya saja gerakkan kaki tidak seperti gaya belakang, tetapi seperti pada gerakakkan kaki pada lempar cakram. Gaya ini sulit, sampai saat ini belum begitu banyak yang memakainya.
Teknik Tolak Peluru Gaya Samping
- Peluru siap dipegang (dengan tangan kanan) dan diletakkan pada pangkal leher seperti yang telah diutarankan terdahulu yaitu cara memegang peluru pada tolak peluru
- Sikap permulaan berdiri miring, arah tolakkan disebelah kiri badan. Lutut kakai kanan agak ditekuk, kaki kiri dijulurkan kebelakang agak lurus dan rileks/lemas berpijak pada ujung kaki. Tangan atau lengan kiri diangkat rileks setinggi bahu atau lebih. Berat badan sebagian besar pada kaki kanan, pandangan kedepan bawah.
- Sebelum meluncur kekiri, kaki kiri diangkat kedepan terus melingkar kesamping kiri dan kembali berpijak ditempat semula. Ayunan kaki kiri ini hanya mendapat gerakkan pendahuluan saja, untuk mencari pendahuluan. Maka gerakkan pendahuluan saja, untuk mencari keseimbangan . Maka gerakkan pendahuluan ini cukup dilakukan 2 atau 3 kali saja.
- Setelah keseimbangan badan benar-benar mantap, maka pada putaran/ayuanan kaki yang terakhir, kaki kiri tadi tidak perlu diletakkan ditanah, tetapi justru agak ditari kekanan sehingga tungkai betis) kiri berada dibelakang betis/kaki kanan, atau lebih kekanan lagi (agak menyilang).Dari sinilah kaki kiri diayuankan cepat kesamping kiri dengan disertai tolakkan kaki kanan. Tolakkan kaki kanan ini harus datar dan rendah saja (bukan melonca/melambung). Akhir dari gerakkan meluncur kekiri ini, kaki kanan mendarat terlebih dahulu kira-kira pada pusat lingkaran, sedangkan kaki kiri terus dijulurkan jauh kesamping kiri, sehingga saat berpijak ditanah ujung telapak kaki hampir atau sedikit menyentuh bidang dalam balok penahan. Saat inilah sikap/posisi menolak seperti telah diuraikan terdahulu.
- Dari sikap/posisi menolak ini, perlu segera di tolakkan dengan cara seperti telah diuraikan didepan.
- Peluru siap dipegang dan diletakkan pada pangkal leher (dengan tangan kanan).
- Sikap pemula berdiri membelakangi arah tolakkan. Kaki kanan tegak, kaki kiri terjulur agak lurus dan rileks kebelakang berpijak pada ujung kaki. Barat badan sebagian besar berada pada kaki kanan. Pandangan kebawah atau kedepan (sekitar 5-10 meter). Pada posisi ini seluruh bagaian badan rileks, sambil berkonsentrasi dan mengatur pernapasan.
- Secara bersamaan, badan dicondongkan kedepan dan kaki kiri diangkat rileks keatas hampir datar dengan tanah, lengan kiri turun-lurus-lemas kedepan-bawah. Kemudian lutut kanan dan lutut kiri sama-ssama ditekuk, sehingga paha kanan hampir menyentuh dada. Dari posisi ini, lutut kiri segera diluruskan/dijejakkan/diayunkan cepat kebelakang dengan disertai tolakkan kaki kanan (lutut samping lurus). Tolakkan kaki kanan kebelakng ini harus rendah saja dan secepat mungkin agar gerakkan meluncur gerakkan ini berjalan lancar dan tidak melambung. Selama meluncur kebelakang badan tetap rendah dan condong kedepan serta masih membelakangi arah tolakkan.
- Akhir dari luncuran kebelakang tadi diawali dengan mendaratnya kaki kanan terlebih dahulu kira-kira pada pusat lingkaran, disusul kaki kiri berpijak agak disebelah kiri dan garis tengah, bagian ujung kaki hampir atau sedikit menyentuh bidang dalam balok penahan. Pada saat kaki ini berpijak, disinilah terjadi sikap/posisi menolak.
- Dari sikap/posisi menolak ini, peluru segera ditolakkan dengan cara seperti telah diuraikan terdahulu yaitu Tahapan-tahapa dalam Tolak Peluru.
Beberapa hal yang perlu diingat dalam tolak peluru :
- Sejak sikap permulaan, selama meluncur kesamping atau kebelakang atau saat terjadi sikap/posisi menolak, letak peluru harus tetap berada pada posisi semula, yaitu tetap menempel pada pangkal leher. Bagi pemula biasanya selalu cenderung menurunkan peluru dari pengkal leher pada saat/selama melakukan luncuran.
- Sekali lagi, luncuran kesamping atau kebelakang jangan dilakukan terlalu tinggi/melambung tetapi cukup rendah saja dan badan harus didorongkan kearah tolakkan. Luncuran yang melambung akan menghambat kecepatan gerak menolak secara keseluruhan.
0 komentar:
Posting Komentar